May 20, 2012

Chelsea, Melawan Kutukan Sejarah


Sebagai fans Chelsea saya sempat ragu akan peluang merengkuh piala Champions musim ini. Dilihat dari babak penyisihan grup pasukan si biru tidak begitu konsisten, untuk lolos dari fase grup saja John Terry dkk harus melewati babak hidup mati, sempat tertinggal di kandang Valencia tapi berhasil mengunci tiket lolos babak berikutnya pada leg kedua dengan skor 3-0 di Stamford Bridge.


Babak berikutnya Chelsea seperti tidak benar-benar siap untuk menjadi juara, kalah di kandang Napoli 3-1 tapi berhasil mengubah keadaan pada leg kedua dengan skor 4-1. Melawan Benfica Chelsea hanya bisa mencuri satu gol di kandang lawan tentu saja bukan tiket pasti untuk melangkah ke babak berikutnya, namun pasukan Roberto Di Matteo berhasil membungkam kritik dengan skor 2-0 pada leg kedua. Cerita menuju semifinal agak dramatis sekaligus bikin fans deg degan!!


Pada babak semifinal lawan yang menunggu adalah juara bertahan, klub terbaik duniaversi banyak orang, di atas kertas orang-orang kebanyakan menjagokan sang lawan, Chelsea seolah-olah disarankan untuk mengalah saja sebelum bertanding, klub itu adalahklub Catalan. UEFA bahkan punya skenario mempertemukan Real Madri kontraBarcelona di Allianz Arena. Benar saja, Chelsea hanya bisa tertunduk atas pandangansemua orang, tidak diunggulkan sama sekali, leg pertama Chelsea menjalankan tugasdengan baik, mengamankan satu gol lewan gol semata wayang Drogba. Strategibertahan yg diterapkan RDM membuat permainan Messi dkk anti-klimaks di kandangChelsea. Kritik bertubi-tubi ditujukan pada kubu si biru, parkir bus depan gawang adalahfrase yang digunakan untuk menyindir cara bermain kandidat juara yang takdiperhitungkan. Berbekal satu gol Chelsea bertandang ke Spanyol masih dengan posisiunderdog, para pengamat tentu saja masih menempatkan Barcelona sebagai calonfinalis, Chelsea akan dihancurkan di Nou Camp, tapi semua itu berubah 180 derajatketika Torres menutup gol kemenangan Chelsea dengan skor 2-2. Gol penutup itumenutup lembaran sejarah Barcelona, mengakhiri era emas kepelatihan Guardiola,membalaskan dendam Chelsea dua tahun lalu.


Armada Tua Abrahamovic


Tiket final sudah ditangan tapi tidak memiliki cukup kekuatan untuk membawa pulang tropike London, itulah kondisi Chelsea kala harus bertandang ke Jerman. Empat pilar terbaikChelsea kena larangan bermain: Ivanovic, Terry, Meireles dan Ramires. Apakah final perludilanjutkan atau kalau bisa ditunda barang satu atau dua tahun lagi menunggu skuadChelsea lebih segar. Opsi lain, kedua kubu finalis meminta pemutihan kartu kuning bagipara pemain yang kena larangan bermain agar bisa tampil di final. Opsi yang pertamahanya hayalan saya saja sementara opsi kedua memang benar-benar ditolak oleh UEFA.Jadi, final hari ini atau tidak sama sekali. Mari berangkat ke Allianz Fusball Arena.


Skuad Chelsea hari ini adalah warisan kepelatihan Jose Mourinho tujuh tahun lalu, tim inibegitu perkasa di Liga Primer Inggris, FA, Carling dan Champions di masa-masa awaldibentuk, namun perlahan satu per satu anggota skuad menua, usia mereka kini rata-rata 30 an, pembelian satu dua pemain baru tidak banyak mempengaruhi perombakan totaltim, seperti chelsea hendak memelihara jati diri tanpa harus terburu-buru revolusi.Bandingkan dengan anak asuh Jup Heynekess, mereka adalah tim terbaik di LigaJerman musim ini kendati gagal meraih tropi domestik. Bayern Munchen layak melaju kefinal, saya tidak begitu kaget ketika mereka berhasil mengakhiri mimpi tim bertaburbintang Real Madrid hanya sampai Semifinal. Catatan impressif sebagai tim tersubur diLiga Champions adalah kategori pantas buat Ribery dkk.


Maka, ketika partai final tersaji, saya hanya bisa mengelus dada kala beberapa kalijantung pertahanan Chelsea diobrak abrik Roben dan Ribery dari sayap kiri dan kanan.Tapi Chelsea berhasil meladeni permainan tim Bavarian. Gol tunggal Muller pada menit83 berhasil dibalas Drogba menit 88. Ekstra time tidak membuahkan hasil dan diakhiridengan adu penalti.


Bicara soal pinalti Chelsea punya kenangan buruk di Moskow ketika harus gigit jarididepan MU, gagalnya eksekusi pinalti Tery yang kepeleset membuat gelar yang ditunggupuluhan tahun melayang. Tapi kini trauma sejarah itu sudah berakhir, Drogba menyudahipenantian gelar Champions puluhan tahun lewat tendangan tenang membobol jala Manuel Neur.


Semua orang dari pemilik sampai fans sangat senang dengan pencapaian ini. Sejarahkejayaan Chelsea telah diukir di Allianz Arena. Beruntung Chelsea juara musim ini, sebabmusim depan tentu saja akan lebih berat. Jersey biru hari-hari kedepan akan diseganilawan. SALAM BIRU!!! :-)


(sebelumnya saya sudah saya posting di blog kompasiana.com/ziyarofii)

April 25, 2012

Hasil Semifinal Liga Champions: Barcelona 2-2 Chelsea

Asyik menyerang membuat Barca lupa menjaga gawang sendiri. Tores yang mendapatkan bola berlari sendirian tanpa kawalan Puyol yang terlalu jauh ke area musuh, dengan tenang Tores mengecoh gawang Victor Valdes dan berakhir gol, Tores mengunci tiket final dengan kedudukan 2-2. Goal Barca (Iniesta, Busquet) Goal Chelsea (Ramires, Torres)

Sepuluh Pemain Chelsea Akhiri Keperkasaan Barca


Bertandang ke Nou Camp tidak pernah mudah, apalagi dengan hanya berbekal satu gol ibarat menyerahkan nyawa sendiri. Sebab di kandang klub asuhan Pep Guardiola itu selalu membuat tim tamu kesulitan. Klub-klub inggris yang pernah menjalani laga merasakan sendiri bagaimana atmosfir klub catalan dengan ribuan fans mereka hadir di stadium.

Barca musim ini termasuk salah satu tim tersubur di ajang Champions, gol-gol yang dilesakkan pada babak sebelum semi-final menempatkan mereka di atas angin. Prediksi-prediksi menempatkan mereka sebagai kandidat juara bertahan untuk musim ini. Tapi, semua catatan statistik akhirnya kembali pada fakta di lapangan dini hari tadi (Selasa, 25/4). Chelsea berhasil mengunci tiket ke final setelah unggul aggregat 3-2.

Laga semifinal leg kedua di Nou Camp menjadi penentu tiket final. Barcelona harus bisa mengejar defisit gol kontra The Blues, sebab di kandang Chelsea mereka kebobolan satu gol. Praktis sejak awal laga Barca ngotot menyerang, 72 persen penguasaan bola berbanding 28 persen Chelsea, berkali-kali mengancam gawang Peter Cech tapi baru membuahkan hasil pada menit-menit akhir babak pertama, Busquet dan Iniesta berhasil melesakkan dua gol untuk keunggulan Barca sebelum turun minum.

Gempuran Barca menghasilkan dua gol dan satu kartu merah buat kapten John Terry yang menurut wasit melanggar Alexis Sanchez plus satu hadiah finalti di kotak pertahanan Chelsea yang gagal di eksekusi Messi. Sepuluh pemain dibebani defisit dua gol seolah mengakhiri mimpi masuk final anak asuh Roberto Dimateo (RDM).

Kebangkitan Chelsea

Menang jumlah pemain serta unggul dua gol ternyata tidak membuat permainan Chelsea anti-klimaks. Klub asal London seperti tetap menjaga irama permainan dengan gaya bertahan dan sesekali menyerang balik. Asa pasukan Stamford Bridge kembali dibuka Ramires setelah mendapat umpan dari Frank Lampard, dengan berlari kencang Ramires berhasil menbobol gawang Victor Valdes dengan tendangan melambung. Gol ini membuat kubu si biru kembali berenergi sebaliknya kubu catalan dituntut harus menutupi selisih gol.

Strategi RDM dalam pergantian sejumlah pemain patut diacungi jempol. Ia tahu kapan harus menempatkan pemain bertahan dan pemain tipe menyerang. Hasilnya Drogba digantikan dengan Tores pada menit ke delapan puluh.

Asyik menyerang membuat Barca lupa menjaga gawang sendiri. Tores yang mendapatkan bola berlari sendirian tanpa kawalan Puyol yang terlalu jauh ke area musuh, dengan tenang Tores mengecoh gawang Victor Valdes dan berakhir gol, Tores mengunci tiket final dengan kedudukan 2-2.

Diatas segalanya dua laga kandang dan tandang memberikan gambaran strategi dua tim dengan tipe berbeda. Barcelona mengandalkan tiki-taka liga spanyol sementara Chelsea dengan kick and rush ala liga inggris. Tapi akhirnya strategi RDM lah yang menang, bertahan dan menyerang balik adalah cara terbaik mengalahkan Barca setidaknya filosofi itu yang diterapkan RDM. Messi berhasil diredam, Barca memenangi ball posesion tapi gagal mengkonversi menjadi gol. Chelsea tentu saja bangga bisa kembali ke London dengan menorehkan sejarah fenomenal dengan mengalahkan klub terkuat tiga musim terakhir hanya dengan sepuluh pemain. Di final Chelsea menanti kandidat finalis Real Madrid atau Bayern Munchen.