February 28, 2011

Arsenal Terancam Puasa Gelar

Arsenal Terancam Puasa Gelar

REP | 28 February 2011 | 07:4033 0 Nihil

12988529321464179947

Pelatih Arsenal, Arsene Wenger tertunduk meratapi kegagalan (photo/kompas)

Arsenal gagal menjaga momentum, itulah yang tepat untuk menggambarkan kondisi pasukan Arsene Wenger saat ini. Tim berjuluk Meriam London kembali menelan pil pahit kekalahan saat laga final Piala Carling kontra Birmingham City di Stadiun Wembley, tadi malam (27/2).

Arsenal takluk di tangan klub menengah Liga Primer dengan skor 1-2, gol Arsenal dicetak Robin Van Versie, sementara gol Birmingham oleh Nicola Zigic dan Obefami Martins.

Momentum yang dimaksud tentu saja ritme permainan yang pernah diperlihatkan Arsenal saat menjamu tim raksasa Catalan, Barcelona. Pada ajang tertinggi Eropa itu permainan Arsenal begitu lepas dan tidak menujukkan tanda-tanda kekalahan, maka tidak heran jika skor 2-1 untuk kemenangan tim asal London ini. Banyak orang menyebut pertandinga dua minggu lalu itu sebagai pertandingan terdahsyat yang mempertemukan dua tim dengan tipe permainan sama.

Kegagalan Arsenal meraih tropi Piala Carling praktis memupus harapan pasukan Arsene Wenger yang berharap mampu mengoleksi empat tropi musim ini, mulai dari Carling, FA, Liga Inggris, dan Champions. Sebenarnya Arsenal berhak bermimpi untuk membawa pulang semua tropi itu mengingat mereka telah berusaha keras dan mampu mencapai babak final, sementara kekalahan di final adalah urusan keberuntungan yang masih belum berpihak pada tim yang punya tradisi melahirkan pemain muda berbakat.

Kekalahan Arsenala pada laga final Piala Carling sekaligus membuat ajang itu seperti arena penuh kejutan. Tim Big Four Liga Primer tidak jarang tersungkur oleh tim divisi bawah pada ajang ini. Menjadi pertanda bahwa kualitas sepak bola di daratan Inggris memang kompetitif dan selalu menarik untuk disaksikan.

Meriam London masih memiliki tiga peluang di tiga ajang berbeda. Dan ketiga ajang itu tidak mudah untuk dilalui. Harapan paling realistis adalah fokus pada Piala FA dan terus mengejar MU di ajang Liga Primer.

Jika Pak Susilo Jadi Montir

Jika Pak Susilo Buka Bengkel…

REP | 26 February 2011 | 18:2149 2 Nihil

Setiap pekerjaan mempunyai kenikmatan dan resiko tersendiri. Apapun pekerjaan jika dikerjakan dengan setulus hati pasti akan mendatangkan keberkahan-keberkahan di kemudian hari. Tidak terkeculai pekerjaan sebagai orang nomor satu di Indonesia, yakni presiden. Presiden mengatur jutaan rakyat, memastikan rakyatnya bisa tidur nyeyak dan makan secukupnya. Dalam bahasa anak sekolah, cukup sandang, pangan dan papan. Jika posisi sebagai presiden digunakan untuk bekerja setulus hati tanpa mengeluh sana-sini, bisa dipastikan dia akan dicintai oleh rakyatnya sekaligus tidak segan-segan menujuk sebagai presiden seumur hidup!

Resikonya? tentu saja resiko yang paling rutin adalah siap begadang selama 24 jam non stop memikirkan rakyat. Kualitas tidur sangat terganggu. Hidangan nikmat ala istana belum tentu lezat dinikmati. Cerita demikian lebih ke ruang-ruang privat presiden. Sementara pada level yang lebih luas, presiden perlu siap-siaga untuk memastikan tidak dibohongi oleh politikus dari partai lain, sebab kosakata tidak ada teman abadi sudah lumrah di linkungan politikus–kawan koalisi tidak selamanya mendengar suara hati dan suara merdu lagu-lagu presiden. Belum lagi protes dari rakyat yang cinta presiden, mengingatkan presiden dengan berbagai cara, mulai dari melempari photo terbaik presiden dengan telur busuk, membakar, menginjak, sampai menuliskan sebutan-sebutan aneh bagi presiden beserta rekan kerja dan keluarganya. Banyak resiko memang.

Resiko yang juga perlu dipertimbangkan adalah, saat revolusi ramai dilakukan di negara timur-tengah, rata-rata mereka menuntut presiden mereka mundur karena dianggap telah melakukan kesalahan yang tidak seharunya dilakukan oleh pejabat publik. Revolusi mereka disulut oleh korupsi presiden, penumpukkan kekayaan tiada batas presiden dan keluarga, pelestarian darah kekuasaan ke orang-orang terdekat, menguasai sektor-sektor strategis di tingkat pemerintahan dan usaha sementara rakyat tidak pernah mendapatkan perhatian cukup dari presiden. sandang, pangan mereka belum aman. Revolusilah mereka! Bisa jadi hantu revolusi adalah momok menakutkan bagi presiden yang merasa melakukan perbuatan buruk seperti sejumlah pemimpin timur tengah yang turun karena diminta rakyat. Jadi, jika tidak merasa, ya tenang-tenang saja.

Ilustrasi di atas menguraikan sisi-sisi penting kehidupan pemimpin (presiden) dengan segala kerja dan resikonya. Cocok dengan posisi yang sekarang dijabat pak Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, hal serupa juga terlihat pada orang-orang sederhana di pinggir jalan, seperti pak SUSILO ini. Pak Susilo yang satu ini tidak memiliki hubungan darah dengan presiden SBY, bukan kader demokrat, bukan pula orang kepercayaan bang ruhut, tetapi hanya orang biasa yang paham betul dengan kondisi kendaraan yang disodorkan kepadanya. Ya, Pak Susilo di Jalan Kaliurang, KM4.5 Yogyakarta.

Jika anda merasa ada kerusakan pada kendaraan anda datanglah ke bengkel tersebut, bisa dipastikan ia akan dengan cepat memutar otak sepenuh hati, mencari kerusakan di kendaran untuk kemudian dibenahi seperlunya. Uniknya, pak susilo ini begitu menikmati peran sebagai montir kendaraan rusak. Menghidupkan kembali rongsokan kendaran adalah berkah tersendiri baginya. Mendapat imbalan sekedarnya dianggap apresiasi olehnya.

Begitulah kisah para montir di bengkel-bengkel yang tanpa kita sadari memiliki jasa besar menyelesaikan persoalan kendaraan yang sudah menjadi kebutuhan primer masayarakat. Tanpa mereka kelangsungan aktifitas kita rasanya sulit berjalan lancar. Sehingga pak susilo dan orang-orang yang memilih profesi seperti dia adalah elemen penting penunjang kelancaran aktifitas kita.

1298718884100256760

Bengkel Susilo kawasan jalan kaliurang yogya (photo/m sya

Photo diatas saya ambil saat melintas di kawasan tersebut. Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya ketika berjumpa sejumlah mekanik di bengkel-bengkel tempat saya servis. Selamat Berakhir Pekan!

February 11, 2011

Mubarok Pati Turun Tapi..

Mubarok Pasti Akan Turun Tapi…

REP | 11 February 2011 | 07:23 50 1 Nihil

Analisa sejumlah kalangan terkait Mubarok segera lengser dari kekuasaanya tadi malam seperti anti-klimas. Hampir semua analisa baik dari pengamat maupun laporan langsung media asing menyebutkan besar kemungkinan Mubarok lengser tadi malam jika dilihat dari tanda-tanda yang sudah terlihat di depan mata. Mulai dari dukungan militer yang tidak lagi berpihak pada presiden sampai pernyataan petinggi partai penguasa sendiri yang menyebut kemungkinan turun tadi malam (baca disini).

Para demonstran memang sudah menunggu detik-detik pidato pengunduran diri, namun ketika pidato itu diperdengarkan ternyata jauh dari harapan para demonstran. Mubarok dalam pidatonya menyampaikan sejumlah point, diantaranya:

  • Mubarok secepatnya akan mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada wapres Omar Suleimanusein;
  • Mubarok meminta wapres untuk segera melakukan langkah-langkah cepat merespon demonstrasi yang terjadi di Mesir dengan mengusut sejumlah kalangan yang terlibat;
  • Mubarok tidak akan turun hari ini tetapi September pasti turun dengan mekanisme pemilihan yang demokratis;

Alasan Mubarok tidak mau turun didasarkan pada pertimbangan dirinya yang tidak ingin negaranya diintervensi oleh asing, tidak ingin terjadi chaos berkepanjangan sehingga salah satu point yang didelegasikan kepada wapres adalah agar memulihkan keamanan nasional.

Pernyataan Mubarok dalam pidato dan kemudian dilanjutkan wapres disambut dingin oleh para demonstran. Lapangan Tahrir yang sebelumnya ramai dan berharap Mubarok segera turun ternyata tidak mendapat respon postif dari pemerintah Mubarok. Salah seorang aktifis, Mustafa Naggar mengatakan, “justru jika Mubarok turun keadaan akan cepat pulih dan Mesir bisa menata kembali negerinya, tetapi jika Mubarok tetap seperti ini maka revolusi masih akan berlanjut” kata Naggar.

Anak Muda Pulang Aja

Salah satu pesan Mubarok terhadap warganya adalah, meminta maaf karena revolusi yang terjadi telah memakan korban pada pihak warga, terutama anak-anak muda, sehingga Mubarok menyarankan agar anak-anak muda pulang saja ke rumah masing-masing, karena semakin cepat mereka pulang maka negeri Mesir bisa lebih baik menata masa depan dan membangun pembangunan, dan pemuda adalah pelaku pembangunan negeri. “Youth of Egypt: go back home, back to work, the nation needs you to develop, to create. Don’t listen to radio and TV, whose aim is to tarnish Egypt,” kata wapres Sulaiman menyampaikan pesan presiden (BBC, 11/2).

Tokoh oposisi, El-Baradai justru mewanti-wanti sikap presiden dan efek yang ditimbulkanya. Baradai mengatakan pasca pidato itu keadaan akan lebih genting dan chaos akan terus berlanjut dalam skala lebih besar. Ia meminta agar aparat keamanan bersiap-siap melakukan pengamanan untuk merespon keadaan yang rumit itu. Baradai sebagaiamana para demonstran lainnya menyayangkan sikap presiden mubarok yang tidak tegas. Saat tulisan ini sedang ditulis demonstrasi masih terlihat. (Diolah dari BBC)

Postingan sebelumnya:

Malam Terakhir Hosni Mubarok

Ibuku, Tumbal Skandal Bank Century

Visi Indonesia 2030: Penguasa Dunia?

Salam Kompasiana,

Malam Terakhir Hosni Mubarok

REP | 11 February 2011 | 00:35 105 5 Nihil

Berita tentang akan mundurnya Hosni Mubarok mulai berhembus kencang. Tanda-tanda akan turunnya Mubarok terlihat dari persiapan sejumlah awak media pemerintah yang akan menyiarkan pengumuman pengunduran diri Mubarok sembari melepaskan jabatan kepada wakil presiden Omar Sulaiman. Ini mirip ketika Presiden Suharto pada detik-detik akhir membacakan surat pengunduran diri dan mendelegasikan jabatan kepada wapres BJ Habibie yang disiarkan langsung oleh berbagai media dan disaksikan langsung oleh seluruh rakyat Indonesia–sebuah momentum yang sangat ditunggu-tunggu para mahasiswa dan elemen reformasi lainnya.

Kembali ke berita mesir, BBC (11/2) melansir berita yang menguatkan kemungkinan Mubarok akan segera lengser. Hal itu dikuatkan oleh pernyataan petinggi partai penguasa, Hossan Badrawi, yang menyebutkan kemungkinan presiden akan mengundurkan diri dan sesegara mungkin meletakkan jabatan kepada wapres.

Sebelumnya Perdana Menteri Mesir menyebutkan tidak lama lagi akan terjadi suksesi, sejauh ini masih sedang dibicarakan mekanisme pengunduran diri sang presiden. Bahkan, agen CIA telah memprediksikan bagaiamana kejatuhan Mubarok akan segera terjadi.

Hal itu dikuatkan juga oleh pertemuan kalangan militer yang berlangsung hari ini. Pertemuan tersebut dikabarkan akan sangat menentukan arah perubahan di Mesir. Sejumlah kalangan menilai bahwa militer akan cenderung memberikan dukungan kepada para demonstran yang telah turun ke jalan selama 17 hari. Lebih-lebih gelombang protes kini mulai merambah sektor-sektor strategis seperti kalangan dokter dan praktisi hukum yang ikut turun ke jalan.

Para demonstran dikabarkan tengah menanti detik-detik kejatuhan Mubarok yang bakal disiarkan stasiun televisi sebagaimana diuraikan pada bagian awal tulisan ini.

Namun, pendapat berbeda datang dari menteri informasi Mesir, Nuri el-Faki, mengatakan bahwa pemerintahan Mubarok masih akan terus berlanjut. Tidak ada pergantian sebagaiamana diberitakan sejumlah media masa. Apa yang dilansir media hanyalah rumor menurutnya. Sampai September Mubarok akan terus berkuasa.

Jika benar skenario pengunduran diri Mubarok berlangsung malam ini waktu Indonesia maka bisa dipastikan akan menjadi momentum bersejarah bagi Mesir dengan lapangan tahrir sebagai saksi revolusi rakyat menggulingkan rezim Mubarok. Maka, malam ini adalah malam terakhir bagi Mubarok sebagai orang nomor satu di Mesir, keluarganya telah lama meninggalkan Mesir mencari rasa aman. Bagaimana nasib Mubarok selanjutnya? Apakah akan seperti Ben Ali yang jatuh terkena badai revolusi Tunisia?

Ibuku, Tumbal Skandal Bank Century

OPINI | 10 February 2011 | 10:01 391 0 Nihil

1297310272972539854
Ibunda Alanda Kariza beserta keluarganya (photo/blog kariza)



Ketidakadilan di negeri ini kembali memakan korban. Lagi-lagi rakyat kecil yang menjadi tumbal.

Pagi ini saya baru saja membaca kiriman dari milis terkait salah seorang ibu yang didakwa 10 tahun penjara berikut denda 10 milyar sebagai imbas dari skandal Bank Century. Seorang anak bernama Alanda Kariza yang mencurahkan isi hatinya kepada dunia tentang negerinya yang tidak lagi memberikan harapan keadilan lewat blog menggerakkan tangan saya untuk meneruskan cerita itu. Cerita tentang Dewi keadilan yang sudah lama diusir oleh para pembajak hukum dan bersembunyi di ruang sunyi bumi pertiwi.

Tadinya saya tidak begitu peduli dengan cerita ini mengingat sudah terlalu lama terkatung-katung dan tidak kunjung memberikan pencerahan bagi kita. Ada begitu banyak kepentingan yang melingkari skandal bank century sehingga ujung-ujungnya politiklah yang menjadi raksasa yang menafikan aspek keadilan.

Raksasa politik sampai hari ini ternyata tidak berpihak pada orang yang tidak memiliki afiliasi politik. Bandingkan nasib seorang politisi yang terkena kasus ini hanya mendapat ganjaran tidak lebih dari dua tahun penjara. Sementara Aga Tirta Kirana yang pegawai biasa di Bank Century harus menerima kenyataan pahit dengan tuntutan yang tidak sedikit, 10 tahun penjara dan 10 milyar denda.Kelihatannya ibu Arga hanya pasrah pada kenyataan, hanya bisa berharap dari do’a dan keajaiban yang entah kapan datangnya.

Sekali lagi, hukum hanya bisa meringankan hukuman bagi mereka yang memiliki afiliasi politik. Tidak bagi mereka yang ingin hidup tenang di rumah sederhana bersama keluarga, meliputi, suami dan anak-anak. Masih ingatkah kita tentang tersingkirnya Sri Mulyani Indrawati dari jajaran KIB tidak lepas dari minimnya dukungan politik terhadap dirinya. Kini, situasi yang dihadapi SMI beberapa tahun lalu menimpa ibu Aga. Ibu Aga harus siap dengan segala tuntutan dari aparat penegak hukum yang selalu keras di depan rakyat biasa tetapi sopan manakala bertemu politisi atau mereka yang memiliki darah politik dan dinasti politik.

Saya menuliskan ini dengan penuh haru membayangkan seorang Alanda Kariza yang baru saja berumur 19 tahun dan telah mencatat sejumlah prestasi penting untuk mimpi-mimpi masa depan. Anak ini begitu optimis meramu masa depannya. Namun, sayang kelihatannya berita tentang pemanggilan sang bunda yang tadinya berstatus saksi, berubah menjadi tersangka, dan kemudian menjadi terdakwa, sangat mengganggu konsentrasi Kariza yang masih dalam suasana ujian semester di kampusnya.

Menurut Kariza, kasus itu berawal dari “kredit Komando”: ini terjadi atas perintah dua orang yang mungkin sudah familiar bagi orang-orang yang mengikuti kasus Century melalui berita, Robert Tantular dan Hermanus Hasan Muslim. Dua orang ini sudah ditahan dan seharusnya, menurut saya, kasusnya sudah selesai. Ibu dulu hanya menjadi saksi dalam kasus mereka berdua, karena kredit-kredit tersebut cair karena perintah mereka, bukan Ibu. Bahkan tandatangan Ibu pun “dilangkahi”. Pertanyaan saya, mengapa Ibu dijadikan tersangka? Nonsens.

Dari kutipan itu kita bisa melihat, bahwa orang kecil selalu saja menjadi tumbal orang-orang kuat yang memiliki kuasa di atasnya. Dalam kasus ini ibu Aga dalam posisi lemah dihadap para pemilik Century dan pemilik Century sedang dalam permainan merampok uang negara dengan jalur-jalur illegal-salah satunya dengan menggunakan jalur politisi. Dan, kelihatannya situasi sekarang menghadapkan ibu Aga dalam dilemma yang sangat kritis karena menjadi bumper pertarungan orang-orang kuat di atasnya. Kariza juga mempertanyakan betapa lemahnya sang ibu dihadapan hukum. Ia membandingkan vonis yang diterima orang-orang yang diatasnya begitu rendah jika dibandingkan dengan si ibu. Begitu juga dengan vonis yang diterima Gayus yang begitu rendah padahal dosa hukumnya telah merusak moral penegak hukum dan mentalitas penegakan hukum.

Diberitakan: Kompas.com (9/2): Adapun, Arga Tirta Kirana, adalah mantan Kepala Divisi Legal Bank Century (2005-2009) yang tersangkut perkara yang juga menjerat politisi Partai Keadilan Sejahtera, Misbakhun. Misbakhun dipidana 1 tahun penjara karena terbukti memalsukan surat gadai untuk mendapatkan kredit Bank Century sebesar 22,5 juta dollar AS.

Dalam dakwaan primer, jaksa penuntut umum mendakwa Arga melanggar Pasal 49 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 65 Ayat (1) KUHP tentang pemalsuan dokumen dengan ancaman hukuman maksimal dalam dakwaan primer 15 tahun penjara dengan denda Rp 200 miliar.

Sementara, dakwaan subsider adalah Pasal 49 Ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 65 Ayat (1) KUHP. Sementara itu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, usai rapat koordinasi di Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (9/2/2011). berpendapat bahwa dalam persidangan Arga tersebut, tentunya jaksa sudah bertindak profesional.

Lepas dari proses hukum yang masih berjalan, namun satu hal yang menjadi kerisauan kita bersama adalah, seringkali kasus hukum yang menimpa rakyat kecil cenderung berakhir dramatis. Berulangkali rasa keadilan masyarakat dicederai dan dalam konteks itu kita mengharapkan agar hakim lebih bisa melihat aspek ini.

Tulisan ini ditujukan untuk mengetuk hati setiap orang yang sempat membacanya dan sebisa mungkin mengabarkan kepada yang lain bahwa drama rakyat kecil kembali terulang, dulu kita pernah bersatu menjalin solidaritas ketika Prita Mulyasarai ditahan, Bibid-Chandra ditahan, Mbah Minah ditahan dan kasus lainnya. Kali ini drama itu kembali terulang. Solidaritas masyakat dibutuhkan untuk mengetuk hari para penegak hukum, pejabat pemerintah, tokoh masyarkat, dan mereka yang memiliki rasa solidaritas kemanusiaan.

Salam Kompasiana,

Yogyakarta, 10 Februari 2010

M Sya’roni Rofii


February 1, 2011

Benarkah PSSI Menjual Indonesia?

Benarkah Pssi Menjual Indonesia?

OPINI | 01 February 2011 | 08:53 339 1 Nihil

1296523392427978624

Saat pak nurdin bersalaman dengan pak beye di Gelora Senayan, momentum AFF (ilustrasi/kompas)

Tadinya saya tidak terlalu menghiraukan berita seputar PSSI yang diduga mengatur skor pertandingan saat Timnas Indonesia kalah oleh Timnas Malaysia saat laga final Piala AFF berlangsung. Timnas Indonesia diskenariokan bakal kalah sesuai pesanan bandar judi kepada sejumlah oknum PSSI. Kenapa tidak hirau? Jelas karena saat menyaksikan laga AFF itu Timnas kita memang kalah dari berbagai segi, baik teknik maupun mental.

Saat itu semua kita sepakat bahwa justru yang menjadi penyebab kekalahan Timnas kita adalah kegiatan-kegiatan yang merecoki agenda sang pelatih, Alfred Riedl: pemain yang seharusnya dikarantina agar siap mental dan kondisi tetap fit diarak kesana kemari oleh jajaran pak Nurdin dkk, itu analisa jangka pendeknya.

Sementara analisa jangka panjang, sulit untuk melahirkan timnas yang solid dan bermental juara tanpa pembinaan yang terencana mulai dari usia dini hingga usia senior untuk mengisi skuad tim Merah Putih. PSSI diharapakn mengalokasikan dana yang diterima dari negara untuk membina atlet-atlet muda yang bertebaran di tanah air–bakat Okto maniani adalah salah satu rujukan pemain ideal saat itu. Sekali lagi, kegagalan timnas kita merengkuh trofi murni faktor kekalahan dari segi permainan, Tidak ada analisa kekalahan TImnas karena faktor bandar judi yang memang memesan Timnas kalah.

Kembali ke soal suap di tubuh PSSI, kabar terbaru itu muncul dua hari ini, berawal dari tulisan salah seorang yang mengaku bernama Eli Cohen, yang menuliskan surat elektronik kepada pak beye disertai dua alamat redaksi koran sepakbola. Surat yang ditulis oleh orang yang mengaku sebagai pegawai pajak itu kurang lebih berisi: pernah memeriksa dan mendengar kabar dari salah seorang oknum PSSI terkait adanya suap oleh bandar judi kepada oknum PSSI agar mengatur pertandingan, konon uang hasil suap itu akan digunakan untuk membiayai kampanye salah seorang kandidat berinisial XX saat kongres PSSI berlangsung pada Maret nanti. Bukankah bermain uang tidak jarang kita dengar di PSSI?

Eli Cohen mengakhiri tulisannya dengan bijak, menyarankan agar pak beye dan mereka yang berkepentingan di bidang itu untuk menelusuri benar atau tidaknya isu tersebut. Berita yang beredar kemarin juga menyebutkan bahwa KPK hendak menginvestigasi kasus ini jika kasus itu benar adanya. Sementara pihak PSSI lewat sekjennya, pak Nugraha besos, menganggap ini sebagai fitnah yang kejam!

1296524465969685929

Saat fenomena crop circle ramai, pak nurdin tak ketinggalan diingatkan (ilustrasi/google)

Akhir kata, surat itu, entah benar atau tidak, setidaknya menjadi bahan tambahan untuk mengevaluasi kepemimpinan pak Nurdin dkk selama dua periode ini–anggap saja surat tersebut seperti surat pembaca yang menguak jalan-jalan Gayus ke luar negeri, meski awalnya ditampik Gayus. Aneka kritik datang dari para penggemar bola dan pengawal etika agar sebisa mungkin turun secepatnya.

Salam Kompasiana,

Pertama saya posting di kompasiaa.