June 2, 2011

Menaruh Harap Pada Piala Sudirman

Menaruh Harap Pada Piala Sudirman

OPINI | 26 May 2011 | 11:2043 0 Nihil

Indonesia akhirnya mampu menyudahi perlawanan ketat tim Malaysia dalam laga badminton Piala Sudirman yang berlangsung di China. Menyaksikan pertandingan semalam memang membuat kita berdebar-debar sebab dari sekian banyak kontingen yang dikirim ke China hanya beberapa diantara mereka yang menduduki rangking tinggi dunia, selebihnya wajah-wajah baru yang mengisi posisi di Platnas.

Sebut misalnya Rumbaka yang kalah telak oleh pebulutangkis peringkat pertama dunia. Le Chong We. Kekalahan itu membuat Indonesia tertinggal 0-1. Kekalahan ini tentu saja membuat mental para pebulutangkis kita sedikit kendor.

Pengiriman beberapa nama baru ini tidak lepas dari situasi tim platnas sendiri, mengingat beberapa pemain senior yang menduduki peringkat tinggi dunia mengalami cedera serius sehingga tidak memungkinkan untuk diikutkan terbang ke China. Pilihan pemain muda sangatlah banyak, kendati mereka masih minim jam terbang. Minimnya pengalaman pemain junior menjadi alasan mengapa kita berdebar–sisi positif dari pengiriman atlet muda ini adalah mereka mampu merasakan atmosfir laga internasional sekaligus mempercepat proses regenerasi atlet nasional yang selalu membanggakan itu.

Saya tidak menyaksikan langsung semua pertandingan dari awal hingga akhir, namun sempat menyaksikan pertandingan penentu ketika Greysia Poly/Meliana mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Kemengangan ganda putri ini sekaligus membuka asa timnas Indonesia untuk bisa melaju ke babak berikutnya.

Menang pada babak ganda putri tentu saja mengubah situasi psikologis tim plantas. Otomatis kemenangan itu menjadi “doping” untuk mendongkrak mental juara mereka yang sempat jatuh gara-gara keperkasan Lee Chong Wei. Benar saja, kemenangan itu membuat mental juara tim Merah Putih kembali membara ketika pada ganda campuran mereka bisa bermain dengan tenang, yang pada akhirnya mampu mengantarkan Indonesia ke babak perempat final dengan status sebagai juara grup.

Melihat Peluang

Jika melihat trend-trend terdahulu Timnas bulu tangkis Indonesia memang masuk kategori tim unggulan, selalu menjadi big four dari sekian banyak laga internasional yang mereka ikuti. Tidak berlebihan jika menyebut Indonesia sebagai Barcelona-nya bulutangkis dunia. Barcelona selalu langganan perempat final dan final, namun tidak selalu menjadi juara satu. Begitu juga dengan Indonesia yang sering masuk babak perempat final dan final namun tidak jarang tunduk di tangan pelanggan tetap juara satu: China.

China memang menjadi salah satu pesaing terberat Indonesia dalam ajang ini. Event bergengsi bulutangkis dunia selalu memperlihatkan superioritas dua tim. Indonesia-China pada pentas dunia. Namun sayang di atas kertas rekor kemenangan lebih banyak berpihak pada China. Indonesia sendiri sebetulnya tidak kalah mentereng dengan prestasi China. Terbukti hingga hari ini Indonesia masih percaya diri menempel ketat China pada laga-laga bulutangkis.

Hasil draw menunjukkan Indonesia akan bertemu Jepang pada babak berikutnya. Sementara China berhadapan dengan India. Kedepan laga putra-putri kebanggaan bangsa sangat sayang untuk dilewatkan. Berikan dukungan dan doa buat mereka. Semoga Juara! Salam.

No comments: