June 2, 2011

Misteri Kaburnya Nazarudin-Kader Demokrat

Misteri Pelarian Kader Demokrat-Nazarudin

OPINI | 26 May 2011 | 22:53159 3 Nihil

Andai Dewan Pembina partai Demokrat yang kebetulan adalah presiden SBY menanggapi laporan jajaran MK sejak November 2010 lalu mungkin Nazarudin tidak akan pernah bisa lari ke Singapura dan mendekam di penjara karena dapat diproses secara cepat oleh KPK dengan instruksi presiden, jika ia memang terbukti melakukan tindak pidana. Namun faktanya SBY kelihatannya lebih memilih mengamankan citra partai Demokrat, sebab Nazarudin tiada lain adalah bendahara umum partai yang didirikan oleh SBY yang sekaligus menjadi kendaraan politik pengantar SBY sebagai presiden hingga periode kedua.

Tidak perlu membaca tulisan ini hingga usai, sebab judul di atas sudah cukup membantu memberitahu anda tentang apa yang hendak ditulis. Bahwa malam ini kita membaca, menyaksikan sejumlah berita terkait larinya seorang bernama Nazarudin yang selama seminggu ini menjadi bahan perbincangan.

Sosok ini diperbincangkan lantaran keterlibatannya dalam sejumlah skandal korupsi, mulai dengan dugaan keterlibatannya dalam korupsi pengadaan wisma atlet di Pekanbaru Riau dengan modus membuat developer abal-abal yang juga menyeret sekretaris Menpora. Nazarudin oleh pimpinan MK dilaporkan ke KPK lantaran mencoba melakukan tindak gratifikasi terhadap pejabat negara, motifnya saat itu adalah Nazarudin memberikan sejumlah uang “pertemanan” kepada Sekjen MK, namun uang tersebut ditolak dan dikembalikan ke kediaman Nazarudin.

Sejauh ini pihak partai Demokrat sendiri terpecah menjadi dua, ada yang mencoba mendukung dengan menawarkan opsi menyediakan pengacara bagi kader partai yang tengah dirundung skandal korupsi, pada kubu lain mencoba membersihkan citra partai dengan menonaktifkan Nazarudin dari jabatan bendahara umum. Aksi cepat tanggap terlihat dengan rapat mendadak yang dilakakukan petinggi PD di kediaman SBY semalam. Rapat tersebut sepertinya merupakan reaksi atas respon masyarakat yang melihat PD bukan lagi sebagai partai yang bersih sebagaiamana dikamapanyekan para petingginya. Posisi tidak menguntungkan di mata konsituten coba diredam dengan menggusur Nazarudin. Tergusurnya Nazarudin di PD sebelumnya sempat membuat “panas” internal PD karena Nazarudin mengeluarkan pernyataan-pernyataan mengancam di berbagai media massa yang kira-kira berbunyi “jika saya dipecat maka saya akan membongkar keburukan-keburukan partai, termasuk aliran dana-dana yang selama ini masuk ke partai”–sempat juga mengeluarkan ancaman kepada MK, namun MK tidak tinggal diam dengan melapor langsung ke KPK.

Sehari ini kita tidak menyaksikan lagi batang hidung Nazarudin mengeluarkan nada ancaman. Sebab, Nazarudin kelihatannya lebih memilih terbang ke Singapura tempat dimana para koruptor menyelamatkan diri karena alasan perjanjian ektradisi belum diteken kedua negara.

Akhir kata, larinya Nazarudin ke Singapura merupakan bukti bahwa politik memang pangkal kerusakan republik ini. Karena atribut partai Nazarudin terlindungi oleh kabut gelap politisasi di tingkat elit. Maka, pada titik ini kita bisa menyimpulkan bahwa sebagian besar politisi di tanah air bukanlah politisi yang dikehendaki rakyat Indonesia. Partai sangat bertanggungjawab atas kejadian ini. Dan, sudah seharusnya mempertanggungjawabkan akibat dari kejadian ini.

No comments: