November 13, 2010

Setelah Gayus, Kini Mirip Hamka Yandhu

1289608745231303049

Seseorang mirip Yandhu keluar dari selnya (photo/kompas)

Hingga tadi malam saya masih terfikir tentang Gayus itu. Wajar Gayus terfikir terus karena dimana-mana orang-orang berbicara tentang Gayus, baik berupa informasi serius atau yang setengah serius, perhatikan saja beberapa hari yang lalu entah status facebook, twitter dan jejaring sosial lainnya tumpah ruah berbicara gayus.

Setelah membaca sekian banyak berita, akhirnya saya mengambil kesimpulan, ternyata gayus memang seperti belut yang susah sekali dipenjara dalam sel, ada saja triknya untuk bisa keluar dari genggaman polisi, apalagi kali ini ia keluar dari markas Brimod yang bisa jadi lebih angker dan tentu saja ketat. Untuk keluar sekiar 60 juta lebih dibagi-bagikan ke oknum.

Menurut pihak polri gayus telah keluar selama empat hari dari selnya, hari rabu pergi dan kembali karena dijemput di rumah pribadinya yang mewah itu pada minggu malam. Gayus dijemput paksa karena saat itu polri sedang sidak ke sel dan tidak menemukan gayus di dalamnya. Saking kesalnya, pak ito sumardi meminta kalau gayus macam-macam ditembak saja (berita detik kemarin).

Empat hari keluar dengan uang pelicin pada saat bersamaan di saat kejuaraan tenis internasional berlangsung, ada sosok yang mirip gayus, berkacama dan berambut panjang, photo itu diabadikan sejumlah wartawan. Peredaran photo mirip gayus itu menjadi topik terhangat akhir pekan ini, salah seorang kompasianer di twitternya menyebut itu bukan gayus tapi Afgan (saya sebut saja itu statusnya mas isjet). Ada lagi yang iseng dengan mengedit photo teman-temannya dengan memasangkan wig sehingga lawakan tentang gayus kian ramai (kompas, tadi malam).

Mirip Hamka Yandhu

Belum selesai bicara gayus kini topik bertambah dengan penampakan sosok mirip Hamka Yandhu yang terlibat dalam sebuah skandal korupsi perbankan. Salah seorang photografer media cetak di daerah mengabadikan momentum itu. Penyamaran kali ini tidak seheboh gayus karena tampilannya biasa saja, tidak mengenakan wig seperti gayus.

Terlepas dari tindak lanjut kasus ini, kita serahkan saja pada aparat yang berwenang. Tapi, yang kita sayangkan adalah peredaran uang haram itu kian menjadi-jadi di negeri ini. Uang hasil korupsi digunakan untuk menciptakan koruptor baru pada tingkat lebih rendah. Membeli pengabdian para penjaga sel dan aparat keamanan lainnya dengan uang haram hasil korupsi. Oknum penegak hukum juga seakan membiasakan diri menerima hasil korupsi dari para koruptor yang ditahan di tempat-tempat istimewa bagi penjahat elit seperti mako brimob kali ini. Bukankah ini seperti lingkaran setan?

Kiranya, kejadian ini bisa menjadi titik balik penegak hukum, bahwa penegak hukum tidak bisa main-main di negeri ini, sebab rakyatnya setiap hari memantau perkembangan berita tanah air seputar penegakan hukum yang masih saja seperti keong yang lambatnya berjalan minta ampun. Selamat berakhir pekan.


No comments: