October 18, 2010

Gulingkan SBY, Investor Kabur???

Pak Fadel dalam sebuah forum (ilustrasi/detik)
Pak Fadel dalam sebuah forum (ilustrasi/detik)

Berita tentang upaya penggulingan presiden SBY terus berhembus. Pertemuan pada Jum’at lalu di kantor PP Muhammadiyah yang dihadiri sejumlah tokoh nasional itu hingga kini terus menjadi bola liar yang lari kemana-mana atau ibarat bola salju yang kian membesar. Kenapa berita ini menjadi pusat perhatian?

Tentu saja karena yang hadir saat itu adalah tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh besar. Masing-masing mereka memiliki potensi untuk mengerahkan massa, memiliki jabatan yang sangat strategis, mempengaruhi opini publik dan seterusnya. Yang saya ingat dari hasil membaca berita diatanyanya adalah ada pak JK, pak Mahfud MD, pak Taufik, pak Marzuki atau pak Juki (meminjam istilah di kompasiana), pak Adi masardi dari Gerakan Indonesia Bersih, ada pak Rizal Ramli, dan tentu saja tuan rumah pak Din.

Ditanya soal isu penggulingan yang kiat panas itu, “emang kita bodoh diajak menggulingkan pemerintah yang begitu kuat, popularitasnya masih 67 persen,” jawab pak mahfud kepada detik. Mahfud menambahkan bahwa pertemuannya di pp muhammadiyah tidak menyebut sepatah katapun tetang SBY, meski diakui ada dari peserta rapat yang cukup keras bahasanya, seperti pak Rizal, tetapi itu pendapat pribadi tidak merepresentasikan semua terang pak mahfud.

Selain pertemuan hari jumat lalu, dikabarkan akan ada aksi massa untuk melakukan evaluasi atas kinerja presiden SBY, aksi itu rencananya akan berlangsung 20 oktober bertepatan dengan ulang tahun kepemimpinan SBY. Evaluasinya seputar SBY masih belum juga berubah dengan politik pencitraan, kalau begitu terus dan tidak ada perbaikan kepemimpinan maka dirasa perlu untuk mengistirahatkan pak SBY sebelum 2014, kira-kira begitu berita yang beredar di media massa.

Tapi, satu hal yang saya tidak habis pikir adalah kenapa berita-berita seperti ini selalu dibesarkan. Dan pemerintah juga meresponnya berlebihan. Apa salahnya tokoh nasional berembug untuk mencari solusi (padahal yang ikut bertemu juga pak Juki kader demokrat)? Kenapa khawatir dengan demonstrasi massa, toh itu untuk mengingatkan pemerintah untuk merubah cara menyelesaikan setumpuk persoalan yang dihadapi bangsa ini? Artinya, masyarakat indonesia peduli dengan pemerintah, membantu pemerintah berfikir alternatif.

Berita dari Peru

Fadel Muhammad, menteri pak SBY untuk urusan laut dan ikan, merujuk berita detik lagi, menelpon dari Peru bahwa pak Fadel sedang berada di Peru untuk mengundang investor datang ke Indonesia. Pak Fadel menyebut berita penggulingan SBY sudah terdengar dimana-mana bahkan sudah sampai di Peru. Jika jadi presiden SBY digulingkan maka tidak menutup kemungkinan para investor ragu atau bahkan enggan datang ke Indonesia karena bingung siapa presidennya, kira-kira begitu asumsi pak Fadel.

Tentang pak Fadel yang tengah berada di Peru, saya jadi teringat dengan film The Terminal yang dibintangi aktor Tom Hanks, ceritanya Tom Hanks baru sampai di bandara dan pada saat bersamaan terjadi kudeta di negaranya yang otomatis menjadikan negara kelahiran Tom tidak memiliki otoritas pemerintahan, implikasinya surat-surat kenegaraan tidak berlaku. Pasport, KTM dan identitas lainnya berubah menjadi kertas tak bertuah. Tom diisolasi di bandara JF Kenedy. Tidak bisa masuk ke AS dan tidak juga bisa pulang kampung. Ia bisa pulang kampung setelah pemerintahan baru terpilih.

Akhir kata, ada baiknya pak SBY tidak membaca berita-berita menyangkut dirinya untuk satu bulan kedepan. pak SBY fokus membaca berita-berita perbaikan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, mempermudah akses modal buat ekonomi kerakyatan dan optimisme lain yang harus dikejar secepat mungkin jika tidak ingin kalah oleh negara tetangga yang sudah jauh meninggalkan kita.

Salam Kompasiana,

(M Sya’roni Rofii)

Repost dari kompasiana 13 oktober 2010

No comments: