October 6, 2010

Membayangkan Kabinet Bayangan (SMI Bagian I)

Saya ingin mengawali catatan ini dengan melihat bagaimana euforia Liga Eropa yang kian
menyedot perhatian publik seantero jagad ini. Bursa Transfer pemain akhir bulan ini akan
ditutup. Banyak rekor transfer terpecahkan. C. Ronaldo menjadi pemain berbandrol 1,2 Trilyun,

Kaka 900 milyar, Benzema 600 milyar di daratan spanyol. Di daratan Inggris, jual-beli pemain
sangat merata dan mendekati angka transfer di Spanyol.

Sepak bola memang unik. Saat Dunia sedang mengeluhkan krisis keuangan global, para bos
eksekutif dan pemilik klub sepakbola justru jor-joran mengeluarkan uang jutaan dolar/trilyunan
rupiah untuk membeli pemain. Saat orang-orang sedang "ribut" akan nasionalisme, dunia
sepakbola justru menafikan semua itu dengan tunduk pada kekuatan finansial. Contohnya:
klub-klub elit eropa banyak dimiliki oleh investor asing, diisi pemain asing, dilatih pelatih
asing, dst. Seperti itulah Sepakbola.

Apakah ada persamaan antara sepak bola dan politik? Tentu ada. Dan, mari kita bicarakan. Saya
ingin menulis tentang squad yang baik dalam sebuah tim. bagi saya 4-4-2 adalah stragegi yang
cukup baik melawan klub lain (pengalaman bermain PS), ini banyak diadopsi oleh pelatih yang
menyeimbangkan antara menyerang dan bertahan. Sangat efektif.

Terkait politik, tentu ini dekat dengan menyusun kabinet seperti di negeri kita, menempatkan

orang yang tepat pada posisi yang tepat (right man on the right place). Presiden SBY
berkali-kali mengatakan bahwa tidak ingin membicarakan jatah menteri terlalu dini--tulisan ini
pun sebenarnya bukan dalam biulan yang tepat, sebab bangsa indonesia mayoritas sedang
berpuasa, tidak ingin berbuat dan bersikap yang menyimpang dari nilai religiusitas, tapi agar
lebih sopan anggap saja tulisan ini untuk mengingatkan sesama saudara sebangsa, karena saling
mengingatkan juga bagian dari ibadah puasa --, biarlah masa bhakti sampai oktober habis, nah,
setelah itu barulah kita berbicara berbagi menteri dengan siapa saja: ada partai koalisi, ada
tim sukses, ada kenalan, atau para profesional yang sangat banyak di Indonesia.

Banyak kalangan yang mengatakan sukses SBY-JK periode ini tidak terlepas dari beberapa menteri
yang sangat kompeten di bidang yang ditanganinya. Dalam sebuah tim memang pelatih tidak bisa menjamin semua lini bisa bekerja maksimal. Sehingga ada baiknya, yang baik kinerjanya dipertahankan (lebih banyak dari profesional) dan yang kurang baik dilepas saja. toh, presiden

SBY dalam kapasitasnya sebagai kandidat presiden berani menolak cawapres dari partai koailsi.
So What? Kita ingin mengatakan bahwa tim kita (squad) masih dikategorikan sebagai tim
underdog. Banyak masalah yang kian hari menerpa bangsa ini, ekonomi, pertahanan, pendidikan,
kesehatan, belum juga mampu dimaksimalkan sepenuhnya untuk kepentingan publik. Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk mengingatkan presiden-wakil presiden agar lebih matang dalam
menentukan kabinet 2009-2014. WE BELIEVE IN INDONESIAN DREAMS!!

Catatan: Tulisan ini dipublish pertama kali di note fb saya pada October 17, 2009 at 7:30am.

No comments: